Jumat, 08 Januari 2010

KOMPAK Minta Ruhut Ditarik Dari Pansus

Rabu, 07 Januari 2010

JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua Koalisi Masyarakat Sipil Anti Korupsi (Kompak) Fadjroel Rahman meminta kepada Partai Demokrat (PD) menarik Ruhut Sitompul sebagai anggota fraksi Demokrat DPR. Fadjroel, kepada Persda Network, Kamis (7/1/2010) menganggap, sikap Ruhut Sitompul kek

“Ruhut Sitompul seharusnya ditarik PD dari DPR karena tidak pantas menjadi wakil rakyat dengan sikap kekanak-kanakan. Bukan hanya PD dan DPR yang dirugikan, juga Presiden SBY sebagi Ketua Dewan Pembina PD, malu memiliki anggota DPR kampungan seperti Ruhut Sitompul,” tegas Fadjroel.

“Merusak citra PD, DPR dan Presiden SBY, Ruhut juga merusak citra Pansus Kasus Bank Century. Tampaknya, ingin menyabotase kerja Pansus Angket Century,” tandasnya lagi.

Fadjroel menyesalkan sikap Ruhut saat beradu argumentasi dengan Wakil Ketua Pansus, Gayus Lumbuun (PDI-P) yang terjadi saat rapat Pansus Kasus Bank Century di DPR sedang berlangsung, Rabu (6/1/2010) kemarin.

Dalam pesan singkat kepada Persda Network, Ketua Fraksi Partai Demokrat, Anas Urbaningrum menyatakan, perseteruan yang sempat terjadi antara Ruhut Sitompul dengan Gayus Lumbuun, adalah sebuah dinamika yang terjadi di dalam Pansus Kasus Bank Century, semata.

“Memang agak panas. Tapi, itu jelas bukan skenario untuk mengganggu. Skenario kami adalah bagaimana Pansus bisa bekerja dengan baik, fokus, dan obyektif, dijauhkan dari kesan mengganggu,” kata Anas.

Bahwa kadangkala, ada dinamika yang agak panas, Anas menegaskan, belum sampai pada tahapan mengganggu agenda kerja Pansus Kasus Bank Century.

“Kami berharap, semua pihak berada pada jalur yang konstruktif. Soal gaya Bang Ruhut, barangkali intonasinya saja yang perlu disesuaikan, jangan hanya dilihat dari satu sisi saja. Mesti mempertimbangkan konteks aksi dan reaksi atau reaksi dan reaksi lanjutan,” papar Anas.

Anggota Petisi 28, Masinton Pasaribu, menyesalkan pernyataan Ruhut Sitompul sehari setelah adu argumentasinya dengan Gayus Lumbuun yang mengatakan, “jangan main api dengan partai pemenang pemilu”. Perkataan itu, kata Masinton, adalah bentuk dari arogansi kekuasaan.

“Kami menangkap kesan, gejala arogansi kekuasaan mulai tumbuh. Pernyataan dan perilaku Ruhut sebagai politisi, kami anggap sebagai politisi yang tidak memiliki etika dan sebagai bentuk premanisme. Tindakan ini, jauh dari nilai-nilai demokrasi,” tandas Masinton.
nasional.kompas.com/read/2010/01/.../Kompak.Minta.Ruhut.Ditarik -

Tidak ada komentar: