Rabu, 27 Januari 2010

Jelang Aksi 28 Januari 2010

Selasa, 26 Januari 2010 | 19:18 WIB
Palmerah, Warta Kota

Isu "penumpang gelap" menjelang unjuk rasa yang akan digelar Kamis (28/1) dinilai sengaja diembuskan pemerintah untuk memecah belah aktivis antikorupsi.

Menurut anggota Petisi 28 Masinton Pasaribu, modus seperti itu merupakan pola lama dan tidak akan membuat para aktivis ciut nyali. "Isu penumpang gelap adalah strategi atau pola lama yang selalu dimainkan pemerintah. Tapi kami tidak akan terprovokasi oleh isu-isu tersebut," katanya, melalui telepon, Senin (25/1).

Juru bicara Petisi 28 Adhie Massardi mengatakan, aksi itu akan diikuti sejumlah tokoh yang tergabung dalam Gerakan Indonesia Bersih (GIB). Mereka antara lain Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, pengamat politik Yudi Latif, serta Effendi Gazali, Franky Sahilatua, Usman Hamid, Ali Mochtar Ngabalin, dan Ray Rangkuti.

"Sedikitnya 20.000 orang dari 45 organisasi akan ikut aksi pada hari ke-100 pemerintahan SBY itu. Kami akan sampaikan mosi tidak percaya kepada pemerintah," kata Adhie.

Sebelumnya, Mennegpora Andi Mallarangeng mempersilakan pemuda dan mahasiswa melakukan unjuk rasa pada 28 Januari mendatang. Namun, katanya, aksi itu harus tetap pada koridor aturan yang berlaku dan tidak anarkis.

"Silakan demo asal tertib, damai, dan sesuai aturan," kata Andi seusai membuka loka karya Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara, kemarin.

Mantan juru bicara kepresidenan itu memperingatkan agar para mahasiswa berhati-hati terhadap munculnya penumpang gelap yang akan mengacaukan aksi tersebut.

Sementara itu Menko Polhukam Djoko Suyanto mengingatkan agar Petisi 28 dalam melakukan aksi mematuhi koridor hukum dan tidak mengabaikan hak masyarakat lainnya dalam memperoleh keamanan. "Pemerintah tidak pernah melarang demo, asal tertib," katanya seperti dilansir Antara. (jan)

http://wartakota.co.id/read/warta/20538

Tidak ada komentar: