Berita Utama
04 Januari 2010
Program 100 Hari Dinilai Gagal
Petisi 28 Desak SBY Mundur
JAKARTA - Petisi 28 menilai program 100 hari pertama pemerintahan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono gagal memenuhi harapan rakyat.
Atas kegagalan tersebut, SBY tidak layak diberi kesempatan lagi dan didesak mengundurkan diri sebagai presiden. ”Program 100 hari pertama SBY-Boediono gagal. SBY sebaiknya lempar handuk karena tidak bisa berbuat apa-apa lagi dan semakin menempatkan posisi sebagai neokolim. Rakyat harus diselamatkan dari bencana ekonomi,” kata juru bicara Petisi 28, Lalu Hilman Afriandi saat membacakan ”Maklumat Pemuda” di Doekoen Coffe, Pancoran, Minggu (3/1).
Sebelum acara dimulai, tokoh Petisi 28, antara lain, Bonni Hargens, Haris Rusly, Beotro Suryansi, Masinton Pasaribu, Jon Helmi Mempi, dan Lalu Hilman Afriandi sempat menggelar hening cipta mengenang dua tokoh demokrasi yang baru meninggal dunia: Gus Dur dan Frans Seda.
Haris menjelaskan, persoalan-persolan yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini adalah fakta, bukan gosip, fitnah atau asumsi yang tidak mampu diselesaikan oleh pemerintahan SBY.
Dia menyebut Indonesia mengalami empat krisis semenjak SBY berkuasa. ”Pertama, krisis kebangsaan. Saat ini harga diri bangsa Indonesia hilang. Indonesia hanya menjadi persembahan bagi bangsa lain,” katanya.
Krisis Kenegaraan Kedua, saat ini Indonesia bukan mengalami kritis politik, melainkan krisis kenegaraan, akibat amandemen UUD 1945 yang amburadul. Indikasinya, banyak UU yang bertabrakan dengan UUD, sehingga berakibat terjadinya anarkisme kenegaraan.
”Ketiga, krisis kesejahteraan. Faktanya rakyat sengsara, sementara para pejabat negara semakin tidak bermoral dengan terjadinya korupsi di lingkaran SBY. Para pejabat disibukkan dengan mobil dinas yang bagus, seolah bangsa ini tidak mengalami krisis keuangan,” ujar Haris.
Dan keempat, lanjutnya, adalah krisis moral. Pejabat tidak bisa memberikan teladan yang baik kepada masyarakat karena mereka tidak bermoral. Lantaran itu Petisi 28 menilai, SBY tidak perlu diberikan kesempatan lagi. Bahkan mereka menargetkan 28 Januari mendatang merupakan puncak gerakan massa yang akan mendesak SBY mundur dari jabatan presiden.(A20-49)
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2010/01/04/93717/Program.100.Hari.Dinilai.Gagal.
---------------------------------------------
07/01/2010 - 16:17
100 Hari, SBY Terancam Tumbang
INILAH.COM, Jakarta - Menjelang 100 hari program kerja pemerintah Presiden SBY justru akan direspon dengan gerakan berbagai elemen masyarakat untuk menurunkan SBY dari kursi kepresidenan.
"Kami akan melakukan gerakan massa yang akan dibesarkan pada 100 hari pemerintahan SBY. Disana nanti berbagai elemen rakyat akan turun," ujar Ketua Relawan Pembela Demokrasi Masinton Pasaribu di Doekoen Cafe, Jakarta (7/1).
Mereka menganggap berbagai kebijakan Presiden SBY tidak berpihak pada kepentingan rakyat. Sehingga mereka perlu untuk merebut kembali kepemimpinan SBY.
"Pemimpin telah membohongi rakyat dan tidak berpihak pada kepentingan rakyat. Maka rakyat harus mengambil kedaulatannya dengan merebut kembali kepemimpinan SBY," ujar mantan Kepala Staf Angkatan Darat Tiyasno Sudarto.
Mereka mengancam akan terus melakukan aksinya hingga SBY bersedia mengundurkan diri atau diturunkan oleh rakyat sebagai Presiden. "Kalau SBY tidak mau mundur, gerakan kami akan terus berlanjut sampai SBY diturunkan," ujar Masinton lagi.
Saat ini, tutur dia, pihaknya sudah menerima konfirmasi sebanyak 5000 orang dari berbagai elemen masyarakat yang akan turut serta dalam aksi tersebut. Dana untuk aksi tersebut telah mereka kumpulkan dari internal anggota petisi 28 sejak 20 oktober 2009 lalu.
"Saat ini kami telah mencatat ada 5000 orang yang pasti akan mengikuti aksi itu dan ini akan terus bertambah. Dan dananya telah kami kumpulkan sejak 20 oktober kemarin," pungkas masinton. [jib]
http://www.inilah.com/news/2010/01/07/266401/100-hari-sby-terancam-tumbang/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar