Rabu, 6 Januari 2010 | 23:02 WITA
JAKARTA, RABU - Salah seorang anggota Petisi 28 Masinton Pasaribu menilai, diterbitkannya buku 'Hanya Fitnah dan Cari Sensasi' yang berisi bantahan atas buku Membongkar Gurita Cikeas adalah sebuah bentuk kepanikan kalangan Istana dan kroninya. Masinton memaklumi hal itu karena kepanikan memang sudah muncul begitu buku karya George Ajitjondro berjudul Membongkar Gurita Cikeas diterbitkan.
Terbitnya buku tandingan untuk menandingi buku Gurita Cikeas katya George Ajitjondro, tidak lain wujud kepanikan kubu Presiden SBY dan kroninya. Kepanikan ini sudah dimulai sejak diterbitkannya buku Gurita Cikeas yang peredarannya tiba-tiba menghilang dari berbagai toko buku karena takut berurusan dengan rezim sekarang," kata Masinton kepada Persda Network, Rabu (6/1/2010).
"Kami menganggap, terbitnya buku itu, tidak mampu menutupi topeng kemunafikan rezim pemerintahan ini yang memang mulai terbuka karena praktek-praktek korupsi, kolusi dan nepotisme nya (KKN) diketahui rakyat. Buku tandingan itu, tidak akan mampu meredam keingintahuan rakyat tentang fakta KKN nya rezim pemerintahan ini. Jadi, saya menganggap, hanya sebuah kepanikan kroni Istana saja atas terbitnya buku itu," ujarnya lagi.
Rabu siang, Buku 'Hanya Fitnah dan Cari Sensasi' yang berisi bantahan atas buku Membongkar Gurita Cikeas dilaunching di Hotel Cemara, Jakarta Pusat. Buku ini ditulis oleh oleh mantan wartawan Tempo Setyardi.
Sardan Marbun, salah seorang staf khusus Presiden SBY yang mengolah SMS dan Po Box 9949 saat dikonfirmasi di Istana Negara usai acara pelantikan tiga wakil menteri dan menseskab kepada wartawan mengaku, dirinya tidak terlalu mengikuti terkait diterbitkannya buku tandingan buku Gurita Cikeas. Ia hanya mendengar hal itu melalui surat kabar.
"Itu hanya masyarakat saja yang menulis buku itu. Saya sudah membaca buku Gurita itu, banyak fitnah, banyak yang tidak benar. Jadi, memang harus ada yang mengcounter yang memberitakan, meluruskan. Apalagi, kalau itu dikaitkan dengan Partai Demokrat maupun SBY sendiri," ujarnya.
Terkait soal tudingan buku yang ditulis mantan wartawan Tempo didanai oleh Istana, Sardan membantah dengan tegas. "Sekarang ini beredar fintah dan kebohongan. Segala sesuatupun diekspos ke arah yang mau memojokkan. Dan sama sekali tidak benar ada dana dari Istana," tandasnya.
(Persda Network/yat)
Dapatkan artikel ini di URL:
http://banjarmasinpost.co.id/31901/Buku Kontra Gurita Cikeas, Kepanikan Kroni Istana
http://banjarmasinpost.co.id/printnews/artikel/31901
Tidak ada komentar:
Posting Komentar