Senin, 10 November 2008

Mengenal Masinton


Masinton adalah satu diantara puluhan ribu mahasiswa yang menduduki gedung DPR pada bulan Mei 1998 yang menuntut Soeharto mundur. Kini Masinton satu diantara sekian mantan aktivis pergerakan mahasiswa yang ikut mencalonkan diri maju sebagai calon legislatif pada pemilu tahun 2009 nanti.
Sejak Desember 2004 Masinton sudah aktif bergabung di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Bersama dengan rekan-rekan aktivis lainnya seperti Beathor Suryadi, Budiman Sudjatmiko, Masinton mendirikan REPDEM (Relawan Perjuangan Demokrasi) dan menyatakan diri masuk bergabung ke PDI Perjuangan. Itulah awal mula kiprahnya bersama PDI Perjuangan.
Sejak kongres PDI Perjuangan di Bali bulan April 2005, Masinton masuk menjadi anggota BAGUNA (Badan Penanggulangan Bencana) DPP PDI Perjuangan. Banyaknya peristiwa bencana pada masa pemerintahan SBY-JK membuat Masinton sering berkeliling ke berbagai daerah Indonesia yang terkena bencana, menjalankan misi sosial kemanusiaan PDI Perjuangan melalui BAGUNA. Seperti Banjir bandang di Bima (NTB), gempa bumi (DIY-Jateng), tsunami Pangandaran (Jawa Barat), gempa dan longsor di Madina (Sumut), gempa bumi Solok (Sumbar), Gempa bumi Bengkulu, Gempa bumi di Mentawai (Sumbar), Gunung Gamkonora Halmahera Barat (Maluku Utara), Banjir DKI Jakarta, Banjir Jawa Tengah, Banjir di Kutai (Kaltim), dan daerah lainnya.
Masinton tidak hanya jago dalam berorasi saat demonstrasi, dengan bekal pengalaman dalam berbagai aktivitas organisasi pergerakan membuat dia cepat bergerak melakukan pertolongan terhadap para korban bencana, khususnya penanganan pada masa tanggap darurat.
Di setiap daerah bencana dia menginap berbaur bersama korban bencana di dalam tenda-tenda darurat, "Hiduplah bersama rakyat, tinggallah bersama mereka, dan rasakan penderitaannya. Dengan begitu engkau akan tahu kehendak rakyat sesungguhnya" kata-kata bijak inilah yang selalu dia camkan mengutip buku panduan
ten steep (sepuluh langkah pengorganisiran) buku wajibnya para organiser kaum pergerakan.
Dalam banyak hal komitmennya selalu dia tampakkan tidak hanya lewat kata-kata, tapi dia cerminkan melalui prilaku, sikap dan tindakan. Mengutip istilah bijak dari Bung Karno "Satunya Kata dan Perbuatan". Misalnya saat diberikan kepercayaan oleh teman-temannya memimpin barisan massa aksi yang melakukan demonstrasi, Masinton tidak meninggalkan barisan massa aksi walau dalam keadaan beresiko sekalipun. Seperti pada saat peristiwa Semanggi I & II di depan kampus Atma Jaya, Cendana, dan berbagai aksi demonstrasi lainnya di Jakarta dimana dia terlibat.
Bahkan pada situasi genting seperti saat tengah malam kampus Universitas Tarumanegara dikepung oleh ratusan anggota laskar ormas yang berlabelkan agama.
Begitupun saat mendampingi rakyat kecil yang berprofesi tukang becak, berkali-kali dia harus berurusan dengan polisi dan koramil karena membela dan memperjuangkan nasib para tukang becak yang dilarang beroperasi di Jakarta.
Latar belakang kehidupannya yang berasal dari masyarakat kelas bawah atau rakyat kecil, membuat Masinton memiliki empati dan solidaritas yang tinggi terhadap kaum lemah tak berpunya seperti rakyat kecil.
Sejak kecil dari mulai sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, Masinton sudah terbiasa dengan kehidupan yang berat. Dari mulai berjualan keliling membantu orang tuanya, menjadi buruh angkut barang di pelabuhan sudah dia lakoni sejak dia masih dibangku sekolah.
Ditempa oleh situasi kehidupan yang serba berat turut membentuk watak, karakter dan komitmennya untuk selalu setia pada keyakinan perjuangannya.

Diposting oleh: tim media "Masinton-
10"

Minggu, 09 November 2008

Duh, Pemerintah SBY Tega Banget Sih..



Kompas/PRIYOMBODO
Dua warga lanjut usia menghabiskan waktu tanpa aktivitas berarti di permukiman liar di pinggiran rel kereta api di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (14/4). Ratusan bahkan ribuan warga kurang mampu hidup di daerah-daerah kumuh. Saatnya para pemimpin bertindak nyata menyejahterakan rakyatnya.



www.kompas.com/read/xml/2008/05/08/07495246/duh.pemerintah.tega.banget.sih...

Keberanian, Kesederhanaan, dan Kesetiakawanan Perjuangan

PERINGATAN 10THN TRAGEDI SEMANGGI

Ratusan Aktivis Memperingati Tragedi Semanggi

Ratusan aktivis HAM dan eksponen aktivis mahasiswa 1998 menggelar konvoi dan orasi memperingati Tragedi Semanggi pada 10 tahun lalu. Dalam rekomendasi DPR periode lalu menyatakan tak terjadi pelanggaran HAM berat pada kasus Semanggi.

http://www.liputan6.com/news/?id=167911&c_id=3

Selasa, 04 November 2008

Undangan Peringatan 10 Tahun Tragedi Semanggi

Peringatan 10 Tahun Tragedi Semanggi



SEPULUH TAHUN KEMUDIAN, REFORMASI BELUM SELESAI !!
Momentum reformasi yang dimulai pada era 98, ternyata masih menyisakan banyak agenda yang belum selesai. Diperlukan nafas yang lebih panjang untuk melanjutkan perjuangan mewujudkan Indonesia baru yang lebih baik. Sepuluh tahun telah berlalu, para penjahat HAM masih bebas berkeliaran. Bentuk pengadilan HAM Ad Hoc kasus penembakan Trisakti, Tragedi Semanngi-I, dan Semanggi-II Sekarang !!

Rangkaian kegiatan Pweringatan 10 tahun Tragedi Semanggi:

6 Nopember 2008
Kunjungan ke Komnas HAM dan Mahkamah Konstitusi

9 Nopember 2008
Mimbar Bebas jam 13.00 WIB di Tugu Proklamasi
Konvoi kendaraan bermotor dijalur reformasi 98
(Tugu Proklamasi - Univ. Atma Jaya)

10 - 12 Nopember 2008
Aksi Bergilir: 10 Nopember (Univ. Atma jaya, YAI, UNJ, Unija)
11 Nopember (Trisakti, Untar, Ukrida, Binus)
12 Nopember (ITI)

Pameran Foto "10 Years Later": Refleksi 10 tahun Reformasi
Karya; Kurnia Setiawan (Grafisosial)
I. Pameran 13-20 Nopember, Hall: C Univ.Atma Jaya
Kamis, 13 Nop, pkl.14.00-17.00 WIB
(Pembukaan dan Diskusi refleksi 10 tahun Reformasi)