Selasa, 14 April 2009

Presiden pro Rakyat

Morales Lanjutkan Mogok Makan
Senin, 13 April 2009 11:11 WIB


Buzz up!
LA PAZ--MI: Presiden Bolivia Evo Morales, Minggu (12/4) --memasuki hari ke tiga--, berikrar akan melanjutkan mogok makan, sampai anggota parlemen dari kubu oposisi menyetujui peaturan pemilihan umum yang dipandang membantu sekutu mantan petani coca itu dalam pemungutan suara Desember mendatang.

Presiden sayap kiri tersebut, yang mengatakan ia pernah hidup tanpa makanan selama 18 hari pada saat menjadi pemimpin serikat buruh, berhenti makan pada Kamis (9/4) guna memprotes upaya oposisi menghalangi peraturan pemilihan umum itu di Kongres.

Penentangnya dari sayap-kanan khawatir rancangan undang-undang tersebut, yang sebagian sudah disetujui, akan memberi Morales keunggulan di dewan legislatif dengan menguasai lebih banyak kursi dari kelompok miskin, beberapa bagian suku pribumi di negara yang kaya akan energi tersebut, tempat sangat populer.

Morales, sekutu dekat Presiden Venezuela Hugo Chavez, telah tiga hari tidur di atas kasur di lantai istana presiden dengan dikelilingi oleh spanduk protes tulisan tangan dan pendukung yang mengunyah daun coca untuk menghilangkan lapar. Kerangka kerja rancangan peraturan pemilihan umum itu disahkan pada Kamis, tapi Kongres masih harus menyetujui perinciannya.

Partai Morales memiliki cukup banyak suara guna mensahkannya dalam sidang gabungan majelis rendah atau Senat, tapi oposisi menolak memberi kuorum yang diperlukan bagi pemungutan suara mengenai tindakan tersebut, yang mengkonfirmasi 6 Desember sebagai tanggal pemilihan umum. "Rencana mereka ialah menghentikan pemilihan umum ... mereka tahu kami dapat menang dengan dua-pertiga suara," kata Morales, yang mencap pesaingnya sebagai "rasis, fasis dan egois".

Pemungutan suara baru-baru ini memperlihatkan Morales, pengecam keras Washington, jauh mengungguli pesaing terdekatnya dalam perebutan jabatan presiden. Ia terkenal di kalangan mayoritas warga pribumi Andea karena memperjuangkan hak mereka sejak ia memangku jabatan pada 2006.

Tonggak sejarah kebijakan pro-pribimunya ialah undang-undang dasar baru, yang disetujui dalam satu pemungutan suara pada Januari dengan lebih dari 60 persen dukungan. Undang-undang dasar itu menyerukan pemilihan umum Desember. Dalam proses tersebut, Morales akan mencalonkan diri lagi dan anggota Kongres baru akan dipilih. Tenggat bagi penetapan tanggal pemungutan suara ialah 9 April.

Kongres dijadwalkan bertemu lagi Minggu malam, tapi sebagian anggota oposisi sebelumnya mengatakan mereka ingin merundingkan masalah tertentu dengan partai yang berkuasa sebelum menghadiri sidang pemungutan suara.

Saat wawancara televisi Minggu, Morales menerima telepon dari Presiden Venezuela Hugo Chavez, yang menyampaikan dukungannya. Morales mengatakan mantan pemimpin Kuba Fidel Castro, yang masih sakit, juga telah menelepon dia. "Kami berbicara dan saya hampir menangis setelah mendengar suara rekan saya, Fidel," kata Morales.

Dalam konsesi kepada pengeritiknya, Morales pada Sabtu menginstruksikan pemerintah agar melakukan sensus baru pemilihan umum. Anggota parlemen dari oposisi telah mengatakan Morales dapat mengambil keuntungan dari 'cacat' di dalam sensus yang ada guna melakukan kecurangan.

Beberapa politikus oposisi telah menyebut mogok makan Morales sebagai "pemerasan politik", sementara mantan Presiden Jorge 'Tuto' Quiroga membantahnya sebagai "diet seorang presiden".

Morales mengatakan ia selama 18 hari tanpa makanan pada 1998 guna memprotes kebijakan pemerintah tentang coca, bahan mentah bagi pembuatan kokain tapi juga digunakan oleh orang Indian Bolovia sebagai bahan penambah gizi dan obat. "Kami gemetar; semuanya kelihatan berwarna kuning," kata Morales, yang muncul sebagai pemimpin serikat petani coca. (Ant/OL-04)

Tidak ada komentar: