JAKARTA, TRIBUN - Salah satu topik pertanyaan yang diajukan kepada calon Kapolri, Komjen Bambang Hendarso Danuri tak lain terkait rencana penetapan mantan menteri perekonomian Rizal Ramli sebagai tersangka dalam aksi anarkis penolakan kenaikan harga BBM beberapa waktu lalu. Termasuk, dugaan munculnya kasus ini menjadi pesanan penguasa sekarang.
Pertanyaan ini diungkapkan oleh salah seorang anggota Komisi III dari Fraksi PDI Perjuangan Yasoa Laoli dalam fit and profer test calon Kapolri Bambang Hendarso di DPR, Senin (22/9)
Laoly menegaskan, Polri adalah alat negara, bukan alat kekuasaan. "Rencana penetapan Rizal Ramli sebagai tersangka menimbulkan kekhawatiran kami (PDIP), Polri akan dipergunakan penguasa untuk membungkam pihak-pihak yang kritis. Kami meminta independensi Polri terus dijaga," ujar Laoli dikutip Persda Network.
Laoli juga mempertanyakan terkait beberapa persoalan salah tangkap yang kerap terjadi. Tindakan tersebut, jelas Laoli, bertentangan dengan HAM apalagi orang yang tidak bersalah sampai dipenjarakan.
Saat memberikan penjelaskan calon Kapolri Komjen Polisi Bambang Hendrso Danuri menguraikan, masalah Rizal Ramli bermula dari demonstrasi menolak kenaikan harga BBM, yang kemudian berubah menjadi tindakan anarkis.
Kemudian dalam penyelidikan yang dilakukan pihak kepolisian, Polri akhirnya menangkap FY (Ferry Yuliantono) dan berkasnya sudah dilimpahkan ke pengadilan.
"Jika dalam perkembangannya ada tersangka baru, siapa saja bisa diambil tindakan hukum. Tetapi kami tegaskan bahwa tidak ada pesanan dari pemegang kekuasaan dan kami hanya mencari penegakan hukum," tandas Bambang Hendarso.
Sementara itu, salah seorang aktivis REPDEM Masinton Pasaribu mempertanyakan rencana Polri yang akan menjadikan Rizal Ramli sebagai tersangka dalam kasus kerusuhan penolakan harga BBM di depan DPR belum lama ini.
"Rencana penetapan Rizal Ramli sebagai tersangka dalam unjuk ras menilak kenaikan harga BBM adalah menampakkan bagwa sejatinya pemerintahan sekarang ini sama saja dengan pemerintahan jaman Orde Baru. Pemerintahan sekarang berusaha mengelabui kegagalannya dengan menangkapi oposin yang membongkar fakta-fakta kemiskinan" tendas Masinton. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar