Perekrutan artis oleh banyak partai politik demi mendongkrak popularitas partai dinilai sebagai suatu tindakan irasional. Indikasi gejala irasional politik untuk pemilu tahun 2009 pun dinilai meningkat dibanding pemilu sebelumnya.
Hal ini disampaikan Direktur Reform Insitute Yudi Latif dalam Dialektika Demokrasi bertajuk Caleg Muda Mendongkrak Suara Partai di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (12/9/2008).
"Kalau dulu (Pemilu 2004) banyak perekrutan caleg yang tidak bermutu karena persiapan partai politik itu sedikit. Kalau sekarang ada kesengajaan partai untuk mengabaikan mutu untuk memenangkan suara. Asal populer," ujar dosen Universitas Paramadina ini.
Dalam kesempatan itu, Yudi juga mengkritik pelatihan khusus yang dilakukan partai politik untuk membekali caleg artisnya menjadi wakil rakyat.
"Ada training khusus untuk caleg artis. Bagaimana bisa calon wakil rakyat ditraining untuk hal-hal yang elementer," tegasnya.
"Tentu tidak semua artis yang tidak mempunyai kualitas, tapi kalau partai sudah merekrut 28 artis, apa jadinya?" pungkasnya.(lrn/irw)
Sumber: detikNews (Laurencius Simanjuntak)
Hal ini disampaikan Direktur Reform Insitute Yudi Latif dalam Dialektika Demokrasi bertajuk Caleg Muda Mendongkrak Suara Partai di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (12/9/2008).
"Kalau dulu (Pemilu 2004) banyak perekrutan caleg yang tidak bermutu karena persiapan partai politik itu sedikit. Kalau sekarang ada kesengajaan partai untuk mengabaikan mutu untuk memenangkan suara. Asal populer," ujar dosen Universitas Paramadina ini.
Dalam kesempatan itu, Yudi juga mengkritik pelatihan khusus yang dilakukan partai politik untuk membekali caleg artisnya menjadi wakil rakyat.
"Ada training khusus untuk caleg artis. Bagaimana bisa calon wakil rakyat ditraining untuk hal-hal yang elementer," tegasnya.
"Tentu tidak semua artis yang tidak mempunyai kualitas, tapi kalau partai sudah merekrut 28 artis, apa jadinya?" pungkasnya.(lrn/irw)
Sumber: detikNews (Laurencius Simanjuntak)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar